Setelah lelah karena habis berperang, Jengis Khan, Raja Mongol yang termasyhur itu memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya.
Selain membawa anjing pemburu, raja juga membawa burung rajawalinya yang sudah terlatih untuk berburu dan dapat menuntun raja pulang ke istana bila mereka tersesat di tengah hutan.
Saat perjalanan pulang, raja kehausan, Ia menemukan tetesan air bening di bebatuan. Raja kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah mangkuk.
Ketika ia hendak minum tiba-tiba datang burung rajawalinya menukik dan memukul tangan raja sehingga air dalam gelas itu tumpah. Beberapa kali hal itu terulang kembali.
Hal ini membuat raja marah, maka ketika terakhir kali sang rajawali hendak menumpahkan air yg diminumnya, raja kemudian menebas leher rajawali dengan pedangnya sampai rajawali tergeletak di kakinya dan mati seketika.
Rasa hausnya hilang seketika dan dengan rasa penasaran yang sangat membuat raja ingin mendaki ke atas lagi untuk mencari sumber air dari bebatuan itu.
Ketika sampai di sumber tetesan air itu yaitu sebuah telaga kecil, sang raja terkejut karena ia melihat seekor ular berbisa mati dengan luka ternganga di pinggiran telaga yang air dan ‘bisa’nya mencemari air telaga yang mengalir ke arah batu tersebut.
Hati raja seketika sesak mengingat kematian rajawali yang berusaha keras menyelamatkannya.
Raja menuruni bukit dan menggendong burung rajawalinya yang sudah mati, hati kecilnya menjerit.
“Hari ini aku mendapat pelajaran berharga yang sangat menyedihkan, di kemudian hari aku tidak akan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah!”
Kemudian ia memanggil seluruh pasukannya. Dan dilakukanlah upacara penguburan sang rajawali. Burung rajawali yg sudah tewas ini dibungkus dengan baju perang milik Jengis Khan.
Kemudian Jengis Khan berpidato di hadapan para pasukannya:
“Hari ini kita bisa memenangkan satu pertempuran yang besar. Kita bisa mengalahkan musuh. Tapi pada saat ini saya tidak bisa mengalahkan diri saya sendiri. Dan saya baru belajar dari seekor rajawali.”
Kemudian dia memerintahkan seorang seniman membuatkan patung emas burung itu.
Di salah satu sayap patung tersebut tertulis:
Saat seseorang sahabat melakukan hal yang tidak berkenan di hatimu sekalipun, dia tetaplah sahabatmu.
Sementara disayap satunya tertulis:
Tindakan apapun yang dilakukan dalam angkara murka hanya akan membuahkan kegagal.
MORAL CERITA
Sahabatku,
Dalam keadaan marah biasanya semua tindakan tidak bisa terkontrol sepenuhnya, lebih baik redakan dulu amarah anda atau tundalah dulu keputusan-keputusan penting yang hrs anda ambil bila anda tak ingin menyesalinya di kemudian hari.
terharu saya baca ini
semoga kita masih bisa menemukan seorang sahabat seperti rajawali itu