BAGAIMANA CARA MENJUAL SISIR KE ORANG BOTAK…?

*Sebuah perusahaan membuat tes terhadap tiga calon staf penjual barunya.*

Tesnya unik, yaitu: Menjual sisir di komplek Biara Shaolin.

Tentu saja, ini cukup unik karena para *biksu* di sana semuanya gundul dan *tak butuh sisir*.

Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual *satu sisir*. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.

Tapi, tidak dengan calon kedua. Ia berhasil menjual *10 sisir*, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.

Lalu bagaimana dengan calon ketiga?

Ternyata Ia berhasil menjual *500 sisir*!!  Caranya..? Ia menemui kepala biara.

Ia lalu meyakinkan jika sisir ini bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut.  Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis.  Sang kepala biara pun setuju.

MORAL CERITA:

Apa yang sering kita anggap sebagai penghambat terbesar dalam usaha atau karier?  Bukankah kita sering kali menyalahkan keadaan?

Dan inilah yang membuat calon pertama gagal. Sementara calon kedua, sudah berpikir lebih maju.

Namun calon kedua masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut.

Tapi calon ketiga sudah berani berfikir di luar kotak (THINKING OUT OF THE BOX), berfikir diluar kelaziman…

Dia bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.

“Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki.  Tapi, kita bisa mengerahkan segenap potensi kita untuk mencari solusi.”

“Segenap potensi” bukan hanya terbatas otot atau kerja keras, tapi juga pikiran, ilmu, intuisi dan kerja cerdas.   Pendek kata, kreatifitas akal, ketekunan dan kesabaran. Itulah potensi dalam diri kita yang dapat dipergunakan.

Cerita tersebut menggambarkan riset yang pernah Universitas Harvard.  Riset tersebut menunjukkan bahwa 85% kesukesan adalah karena sikap dan 15% adalah karena kemampuan.
Sikap ternyata lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus, dan keberuntungan.  Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi.  Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap dalam menghadapi masalah.
Sedangkan keputusan perusahaan untuk menyuruh ketiga pelamar tersebut menjual sisir pada biksu sangat mencerminkan kata-kata Dalai Lama, “Lingkungan yang keras sangat membantu untuk membentuk kepribadian, sehingga memiliki nyali kuat untuk menyelesaikan semua masalah.”
Jadi… mungkin ini adalah salah satu jawaban kenapa saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan.  Jadi, dengan sepenuh hati terapkan sikap kerja yang benar, yaitu menitikberatkan pada pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi (85%) tetapi tetap tidak melupakan skill (15%) agar bisa mendapatkan kesuksesan yang 100%.

 

 

2 Replies to “BAGAIMANA CARA MENJUAL SISIR KE ORANG BOTAK…?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *