Apakah Brand penting dalam bisnis B2B?

Di masa lalu, brand positioning dianggap sangat penting untuk bisnis B2C, tetapi tidak relevan untuk bisnis B2B.

Mayoritas pandangan yang SALAH mengenai B2B adalah:

  • Harga adalah kekuatan pendorong di balik keputusan pembelian dalam B2B
  • Pembeli B2B adalah pembuat keputusan rasional yang tidak tergerak oleh faktor emosional, termasuk brand
  • Hubungan antara tenaga penjualan dan pembeli lebih penting daripada brand
  • Produk B2B terlalu kompleks untuk menggunakan tagline

Namun, pandangan-pandangan tersebut telah berubah, dan kebanyakan orang sekarang memahami bahwa branding sama pentingnya bagi B2B dan B2C.

Pembeli B2B adalah manusia, dan manusia bersifat emosional. Manusia pada umumnya membuat keputusan dengan mengandalkan kesan pertama mereka dari ingatan, citra, dan perasaan yang tersimpan. 

Emosi berdampak pada pengambilan keputusan ekonomi. Brand secara inheren beroperasi pada tingkat emosional dengan merangsang bagian otak yang menyimpan reaksi emosional. Dengan menciptakan brand association yang tepat dalam benak prospek Anda, Anda dapat mulai melakukan kesepakatan sebelum penjualan dimulai. 

Kepercayaan dapat diraih dengan membuat brand Anda menjadi pemain dominan di pasar, atau dengan menjadi top of mind di awal siklus pembelian.

Manfaat brand B2B yang kuat

Bisnis B2B dapat memperoleh banyak manfaat dari brand yang kuat. Brand B2B yang kuat:

Continue reading “Apakah Brand penting dalam bisnis B2B?”

Public Training: Strategic Brand Development 4.0

Branding telah memasuki generasi ke-4. Dan pada fase ini, brand tidak akan pernah lagi memiliki pesan yang sama kepada 100 juta konsumen. Branding 4.0 akan menawarkan 100 juta pesan yang berbeda untuk setiap konsumen individu. 

Branding 4.0: Pengalaman Brand yang Personal

Era internet berpengaruh signifikan terhadap branding, dan secara radikal mendefinisikan ulang branding. Saat ini, melalui Tokopedia, Bukalapak dan banyak e-commerce lainnya, konsumen dapat berbelanja brand pilihan mereka secara daring dengan cepat atau mudah mengganti produk yang masih ada di rumah mereka.

Apa dampak situasi ini terhadap branding? Bagaimana strategi Anda meluncurkan brand ke situasi yang sangat hiruk-pikuk dan banjir informasi seperti ini? Bagaimana kita meraih dan menjaga brand loyalist pada situasi yang kompetitif? Bagaimana brand melibatkan konsumen dan menciptakan hubungan yang erat?

Big Data menyediakan beberapa jawaban ini. Sekarang, seorang pemasar memiliki pengetahuan yang sangat spesifik tentang kebiasaan pembelian masing-masing konsumen individu dari brand mereka dan mungkin keinginan mereka. Dengan menganalisis data pembelian masa lalu mereka, pemilik atau pengelola brand tahu apa yang menjadi preferensi masing-masing konsumen, dan merespon mereka dengan tepat dan cepat.

Segera, brand identity harus sesuai dengan keinginan masing-masing individu. Dan sekali lagi brand tidak akan pernah lagi berbicara dengan satu citra atau satu pesan ke jutaan konsumen individu, tetapi memiliki satu juta pesan dan brand identity yang disesuaikan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Memberikan Pengalaman yang sesuai bagi setiap konsumen

Jebakan terbesar yang mengakibatkan brand sering gagal adalah tidak menanggapi tuntutan konsumen mereka ATAU menanggapi terlalu dramatis sehingga mengabaikan integritas dari brand.

Continue reading “Public Training: Strategic Brand Development 4.0”